Thursday, September 30, 2010

Anak Semua Bangsa

Kehidupan Mingke dan Nyai Ontosoroh di Wonokromo, Surabaya, setelah ditinggal oleh istri dan putri tercinta, Annelis Mallerma, kehidupan yang menanggung beban kepedihan karena kehilangan yang terkasih, yang direngut secara paksa dari keberadaan mereka atas nama hukum.


Kehidupan Mingke dan Nyai Ontosoroh di Wonokromo, Surabaya, setelah ditinggal oleh istri dan putri tercinta, Annelis Mallerma, kehidupan yang menanggung beban kepedihan karena kehilangan yang terkasih, yang direngut secara paksa dari keberadaan mereka atas nama hukum.

Mencoba melanjutkan hidup, setelah perjuangan yang telah gagal, walau berat tapi kehidupan harus berjalan terus dan mereka mencoba untuk berjalan terus dengan segala perjuangannya.

Bukan mencoba mengingkari kepedihan hati, tetapi ketidakmampuan untuk mengabaikan keadaan di depan mata, membuat kepedihan harus dapat disisihkan. Kisah Suharti telah membuka luka lama yang tidak pernah benar-benar sembuh, ditambah ketidakadilan yang diterima Trunodongso membangkitkan kemanusiaan yang begitu murni.

Adanya perasaan sebagai orang penting, dan dikelilingi oleh orang-orang yang tidak mau melihat kemajuan orang lain demi mempertahankan kepentingannya memang dapat membuat terlena dan hidup seperti katak di bawah tempurung, seolah langit telah berbatas dan kita telah menguasai segalanya.

Kritik yang dapat diteriman dengan cara yang benar akan justru membawa kebaikan. Walau hati terasa panas dan diri merasa telah digurui, tetapi memberi perhatian dan keinginan mencoba mengujinya dengan hati yang tulus akan membawa sesuatu yang berarti. Kritikan Marais, Kommer, Khow Ah Soe, Nyai, kuliah gratis dari Ter Haar dan permintaan Bunda untuk mau menulis dalam bahasa Jawa telah memberi sesuatu dunia baru kepada Mingke. Dunia yang selama ini tidak dikenalnya, dianggap tidak ada dan bahkan dianggap tidak penting.

Mingke mencoba mengenal bangsanya dengan lebih detil, mencoba mengenal, memahami dan memperjuangkannya. Dengan segala kepolosanm ketidaktauan dan kenaifan yang bahkan menimbulkan kesulitan baru. Tetapi niat di hatilah yang ternyata yang terutama. Segala apa yang menjadi akibat akan juga menjadi perjuangan selanjutnya. Niat membantu Trunodongso yang mengalami ketidakadilan, malah menimbulkan terusirnya Trunodongso dan keluarganya dari tanah kepunyaannya sendiri. Tetapi membantu Trunodongso akan menjadi perjuangan sendiri.

Dari sini dapatlah juga pembaca belajar bahwa nilai diri bukan pada apa yang telah kita terima, juga bukan pada apa yang telah kita punya tetapi pada apa yang telah kita kerjakan.

Kuasa dan hak dapat kita terima, segala sesuatu dapat kita miliki, tetapi ketika segala sesuatunya diambil dari kita, maka hanya kerja yang telah kita lakukan yang akan dapat membaut kita bisa tetap berdiri.

Tekat kuat dan ketulusan akan membawa kita kepada jalan perjuangan yang berarti yang membawa kita menjadi manusia yang sebenar-benar manusia.

What a writing! I feel that it had just happen few days ago.
Why this book had been kept for so long? What a loss!


Tebet, Jakarta, 14 Mei 2007

Judul: Anak Semua Bangsa
Penulis: Promoedya Ananta Toer
Penerbit: Lentera Dipantara
Cetakan: I 2006
ISBN: 979-97312-4-0


Read more...

Sunday, September 26, 2010

Manuasia Sorgawi

Liu Zenying atau dikenal dengan nama Yun, seorang Kristen yang telah mengalami banyak hal demi memeritakan Kristus sebagai juru selemat manusia. Mulai pengalamannya dari memberiktakan imannya di Propinsi Henan, Cina.


Liu Zenying atau dikenal dengan nama Yun, seorang Kristen yang telah mengalami banyak hal demi memeritakan Kristus sebagai juru selemat manusia. Mulai pengalamannya dari memberiktakan imannya di Propinsi Henan, Cina.

Sejak awal pengenalannya kepada Tuhan Yesus dan pelayanannya sudah sangat dekat dengan Allah, bahkan mendaapatkan penglihatan-penglihatan terhadapa apa yang akan terjadi, sehubungan dengan imannya di masa yang akan datang. Dan penglihatan ini divalidasi dengan penglihatan yang sama dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dan bahkan oleh realisasi penglihatan tersebut.

Ketaatan sepenuhnya kepada Allah menjadi penopangnya dalam menjalani kehidupannya di Cina. Dalam kondisi sesulit apapun tidak mau berkompromi dengan penguasa dan bahkan menolak tawaran untuk menduakanNya atau bahkan meninggalkanNya walau kesusahan yang tiada terperikan membayang di depan mata. Hidup di bawah pemerintahan komunis yang otoriter dengan beberapa program pencobaan membuat kehidupan di sana sangat memprihatinkan, bahkan kelaparan terjadi di mana-mana dan pembatasan terhadap setiap orang untuk menerima suatu pengajaran. Bahkan diburu dan dipaksa untuk meninggalkan iman dan kepercayaannya. Pindah dari suatu desa ke desa liannya, lari di tengah malam atau pagi-pagi buta untuk menghindari kerjaran pihak pemerintah, meninggalkan istri yang baru dinikahinya bahkan meninggalkan anak yang belum sempat dikenalnya sampai hidup di penjara demi mempertahankan imannya.

Segala hal harus dialami, berpuasa 74 hari, sipukul, disiksa, diestrum, diludahi dan banyak hal lain yang bahkan membuat pembaca akan bertanya sungguhkan ada perlakuan seperti itu? Karena hal-hal yang dilakukan sungguh sulit dibayangkan akan dilakukan seorang manusia kepada manusia lain.

Tetapi kekuatan dari Allah, iman yang tiada berbatas, hati yang mau tunduk kepada Allah dan kemauan untuk membagikan iman, menyebarkaan injil keselamatan telah membuat Yun bertahan dalam masa sesulit apapun dan akhirnya dapat membagikan kisah ini kepada pengikut Kristus lainnya untuk dapat mendoakan dan ambil bagian dalam pelayanan pekabaran injil di seluruh dunia.

Read more...

The Screwtape Letters

Membaca The Screwtape Letters, mengharuskan pembaca mengeluarkan sedikit penelaahan ekstra untuk dapat memahami dan tidak terjebak dalam apa yang dituliskan.  Rasanya seperti membaca tulisan di cermin, yang menjadi terbalik dan memerlukan dahi yang sedikit berkerut dan sedikit usaha untuk memahaminya.
The Screwtape Letters adalah tulisan fiksi antar tokoh yang tidak menyukai  keberadaan Allah.  Tulisan yang merupakan nasehat dari seorang senior kepada juniornya untuk melakukan misi melencengkan jalan manusia dari jalan kebenaran. Menempatkan iblis sebagai protogonis, dimana tokohnya adalah  Wormwood si keponakan, Screwtape si paman dan penguasa iblis yang disebut Bapa Kita yang di Bawah.  Mereka menawarkan pikiran-pikiran licik untuk menjauhkan manusia dari Allah.  Allah yang disebut sebagai Sang Musuh ditempatkan sebagai tokoh antagonis.  Memang di sinilah usaha ekstra itu dibutuhkan.  Sambil membaca pembaca harus menerjemahkan apa yang sedang dibaca ke dalam nilai-nilai kebenaran yang seutuhnya.  Rasanya memang seperti membaca dari cermin, terbalik. Karena apa yang disarankanlah yang harus dihindari dan yang dilarang adalah justru yang harus dilakukan. Tetapi pembaca akan sangat banyak melihat bagaimana pikiran-pikiran yang sangat sederhana sekalipun bahkan kelihatan sangat rohani bisa membawa manusia jatuh ke dalam dosa dan menjauh dari Allah. Keinginan untuk tidak mau memikirkan sesuatu yang esensial, sesuatu yang penting atau sesuatu yang benar.  Pikiran yang mau dikuasai oleh apa yang sedang terjadi dan menghindari penalaran.  Pikiran yang akhirnya membuat manusia tidak lagi memikirkan sesuatu dalam nilai kebenaran tetapi memikirkan sesuatu dalam pemikiran apa yang akademis, praktis, usang, kontemporer, konvensional dan kejam.  Keengganan manusia untuk tidak memikirkan suatu kebenaran secara tidak sadar telah membawa manusia untuk lebih mudah diseret dari kebenaran. Jika manusia berfikir bahwa iblis ingin memasukkan banyak hal jahat kepada manusia, maka sebenarnya yang mereka lakukan adalah mengeluarkan banyak hal baik dari dalam pikiran manusia.

Dalam buku ini dipaparkan bagaimana pikiran bahwa diri sendiri adalah lebih baik dibanding orang lain, membuat manusia bersikap berpuas diri dan menganggap rendah orang lain.  Menjalankan ibadah sebagai sesuatu tindakan untuk menunjukkan kerendahan hati bahkan kadang menjadi tindakan yang latah tanpa memfokuskan diri pada tujuan ibadah.   Ajakan kepada manusia untuk menciptakan sosok Allah sesuai dengan keinginannya, bukan sebagaimana yang Allah mau.  Membuat manusia terikat dengan sosok yang diciptakannya itu bahkan melepaskan hubungan yang sebenarnya dengan Allah.



Si keponakan iblis disarankan untuk mengajak manusia untuk bersikap skeptis dan tawar hati. Memikirkan kekurangan dari teman-temannya dalam kesendiriannya.  Dan mengajak manusia untuk bersikap  berbeda sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya.  Bahkan cenderung menjalankan dua gaya hidup yang saling bertentangan demi kesenangan pribadi dan untuk menyesuakan diri dengan lingkungannya Kebajikan semu menjadi senjata lainnya.  Si paman menyarankan keponakan untk menangkap manusia pada saat miskin rohani. Memasukkan sikap puas diri akan kepada manusia, puas atas kesalehannya.  Memasukkan pemikiran yang menyatakan bahwa  kerendahan hati bukan sebagai penyangkalan diri tetapi sekedar pendapat mengenai talenta dan karakter.  Membuat manusia menilai opini sebagai suatu kualitas dan  kebenaran yang akan menanamkan elemen ketidakjujuran dalam hati manusia.  Dengan demikian manusia juga kan sibuk memikirkan diri nya sendiri.


Read more...