Sunday, September 26, 2010

The Screwtape Letters

Membaca The Screwtape Letters, mengharuskan pembaca mengeluarkan sedikit penelaahan ekstra untuk dapat memahami dan tidak terjebak dalam apa yang dituliskan.  Rasanya seperti membaca tulisan di cermin, yang menjadi terbalik dan memerlukan dahi yang sedikit berkerut dan sedikit usaha untuk memahaminya.
The Screwtape Letters adalah tulisan fiksi antar tokoh yang tidak menyukai  keberadaan Allah.  Tulisan yang merupakan nasehat dari seorang senior kepada juniornya untuk melakukan misi melencengkan jalan manusia dari jalan kebenaran. Menempatkan iblis sebagai protogonis, dimana tokohnya adalah  Wormwood si keponakan, Screwtape si paman dan penguasa iblis yang disebut Bapa Kita yang di Bawah.  Mereka menawarkan pikiran-pikiran licik untuk menjauhkan manusia dari Allah.  Allah yang disebut sebagai Sang Musuh ditempatkan sebagai tokoh antagonis.  Memang di sinilah usaha ekstra itu dibutuhkan.  Sambil membaca pembaca harus menerjemahkan apa yang sedang dibaca ke dalam nilai-nilai kebenaran yang seutuhnya.  Rasanya memang seperti membaca dari cermin, terbalik. Karena apa yang disarankanlah yang harus dihindari dan yang dilarang adalah justru yang harus dilakukan. Tetapi pembaca akan sangat banyak melihat bagaimana pikiran-pikiran yang sangat sederhana sekalipun bahkan kelihatan sangat rohani bisa membawa manusia jatuh ke dalam dosa dan menjauh dari Allah. Keinginan untuk tidak mau memikirkan sesuatu yang esensial, sesuatu yang penting atau sesuatu yang benar.  Pikiran yang mau dikuasai oleh apa yang sedang terjadi dan menghindari penalaran.  Pikiran yang akhirnya membuat manusia tidak lagi memikirkan sesuatu dalam nilai kebenaran tetapi memikirkan sesuatu dalam pemikiran apa yang akademis, praktis, usang, kontemporer, konvensional dan kejam.  Keengganan manusia untuk tidak memikirkan suatu kebenaran secara tidak sadar telah membawa manusia untuk lebih mudah diseret dari kebenaran. Jika manusia berfikir bahwa iblis ingin memasukkan banyak hal jahat kepada manusia, maka sebenarnya yang mereka lakukan adalah mengeluarkan banyak hal baik dari dalam pikiran manusia.

Dalam buku ini dipaparkan bagaimana pikiran bahwa diri sendiri adalah lebih baik dibanding orang lain, membuat manusia bersikap berpuas diri dan menganggap rendah orang lain.  Menjalankan ibadah sebagai sesuatu tindakan untuk menunjukkan kerendahan hati bahkan kadang menjadi tindakan yang latah tanpa memfokuskan diri pada tujuan ibadah.   Ajakan kepada manusia untuk menciptakan sosok Allah sesuai dengan keinginannya, bukan sebagaimana yang Allah mau.  Membuat manusia terikat dengan sosok yang diciptakannya itu bahkan melepaskan hubungan yang sebenarnya dengan Allah.



Si keponakan iblis disarankan untuk mengajak manusia untuk bersikap skeptis dan tawar hati. Memikirkan kekurangan dari teman-temannya dalam kesendiriannya.  Dan mengajak manusia untuk bersikap  berbeda sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya.  Bahkan cenderung menjalankan dua gaya hidup yang saling bertentangan demi kesenangan pribadi dan untuk menyesuakan diri dengan lingkungannya Kebajikan semu menjadi senjata lainnya.  Si paman menyarankan keponakan untk menangkap manusia pada saat miskin rohani. Memasukkan sikap puas diri akan kepada manusia, puas atas kesalehannya.  Memasukkan pemikiran yang menyatakan bahwa  kerendahan hati bukan sebagai penyangkalan diri tetapi sekedar pendapat mengenai talenta dan karakter.  Membuat manusia menilai opini sebagai suatu kualitas dan  kebenaran yang akan menanamkan elemen ketidakjujuran dalam hati manusia.  Dengan demikian manusia juga kan sibuk memikirkan diri nya sendiri.


No comments:

Post a Comment